Jumat, 28 Mei 2010

ternak ayam kampung dan penetasan telur

Peluang Usaha Ayam kampung penghasil telur tetas di pengaruhi oleh tingginya permintaan DOC ( Day Old Chick ) , dan kurangnya penyedia telur ayam kampung untuk ditetaskan . Oleh sebabitu harga DOC ayam kampung relatif stabil . Melirik kembali usaha pemeliharaan induk ayam kampung sebagai penghasil telur tetas menurut kami tidak ada salahnya dan belum terlambat. Usaha ini mengingatkan kami sewaktu duduk di kelas 1 SLTP di mana kami sudah memulai untuk melakukan pemeliharaan indukan ayam kampung (kampung asli dan bangkok) dan hasilnya sungguh luar biasa untuk seorang anak yang baru berumur 13 tahunan.

Tak salah kalau ada pepatah di dunia peternakan 7 butir telur sama dengan 1 ekor ayam, 7 ekor ayam sama dengan 1 ekor kambing, 7 ekor kambing = 1 ekor sapi dan 7 ekor sapi bisa naik haji. Slogan yang sederhana akan tetapi kalau kita mau merenungkannya akan dapat memberi motivasi kepada kita akan usaha ternak ini.

Hal yang sama juga diakui oleh para pengepul telur tetas, di mana mereka masih sulit untuk menambah jumlah barang dagangan mereka disebabkan tidak ada nya penambahan jumlah produksi dan malah cenderung turun dari waktu ke waktu. Hal ini tidak lain dikarenakan tidak adanya manajemen pemeliharaan dari para peternak di mana mereka kurang memikirkan ternak pengganti (replacement stock) sehingga kadang jumlah ayam kampung pada suatu saat akan mengalami penurunan karena terjadi penurunan jumlah populasi dikarenakan pemotongan di saat-saat tertentu seperti hari raya iedul fitri, tahun baru masehi, imlek, maulud nabi dan lainnya.

Pengadaan Bibit
Jenis ayam kampung yang bisa diusahakan sebagai penghasil telur adalah ayam kampung asli (ayam sayur, ayam buras, ayam berkeliaran dan sebutan lainnya), ayam nunukan, ayam kedu putih, ayam kedu hitam, ayam pelung dan jenis lainnya. Dari jenis tersebut produksi telur tertinggi (per tahun) secara berurutan adalah ayam kedu hitam, kedu putih, dan nunukan, pelung dan sayur.

Untuk memulai usaha ini bisa dimulai dengan membeli DOC dan melakukan seleksi sampai dengan ayam mulai bertelur, bisa juga dengan membeli ayam dara (sekitar umur 20 minggu), dan bisa juga membeli ayam yang sudah berproduksi (sekitar 7 bulan). Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan karenanya sebelum memulai usaha disarankan untuk menimbang-nimbang dan memperbanyak informasi sebelum memutuskan pilihan usaha.

Pemberian Pakan
Pakan untuk ayam kampung tidaklah sesulit kalau kita memelihara ayam broiler, layer, itik/bebek atau juga puyuh. Namun untuk mencapai produksi yang maksimal maka kita juga harus memperhatikan dan menjaga pakan pakan yang diberikan. Pakan untuk ayam kampung yang sudah berproduksi setidaknya mengandung protein 15% dan energi metabolis antara 2.800 – 2.900 kkal/kg. Dengan menggunakan komposisi campuran konsentrat ayam layer dengan dedak halus dengan perbandingan 1:4 sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam kampung yang sedang berproduksi. Sangat dianjurkan dalam pemeliharaan induk untuk memberikan hijauan yang dicacah/cincang kecil-kecil seperti tauge/kecambah, kangkung, bayam, selada air dan rumput-rumputan sebagai sumber vitamin dan mineral. Pemberian hijauan yang dianjurkan 0,75-1,5 kg/100 ekor.

Manajemen Pemeliharaan
Pemeliharaan ayam kampung dewasa tidaklah sesulit memelihara ayam yang masih kecil. Mudahnya, cukup kita berikan pakan dan melakukan kontrol penyakit insyaallah ayam kampung sudah mampu berproduksi meskipun tidak menunjukkan produksi optimalnya. Pilihan dalam melakukan pemeliharaan bisa dengan ekstensif, semi intensif dan intensif. Kami tidak menganjurkan anda untuk melakukan pemeliharaan secara ekstensif karena sama artinya kita tidak mengubah cara beternak kita yang itu merupakan cara beternak dari zaman dulu. Maka tidak ada pilihan lain untuk yang benar-benar ingin sukses dalam beternak yaitu memilih sistem pemeliharaan secara semi intensif atau intensif dan semua kembali kepada kondisi masing-masing peternak. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh BPPT pada tahun 1993, pemeliharaan ayam kampung secara intensif memberikan keuntungan terbesar bagi peternak, namun apabila dilihat dari perbandingan keuntungan dan biaya usaha maka sistem pemeliharaan semi intensif menunjukkan angka tertinggi.

Langkah Selanjutnya
Setelah produksi berjalan maka sekarang kita dihadapkan pada dua pilihan dalam memasarkan telur tersebut yaitu pertama apakah kita langsung menjual telur kita begitu saja atau kedua telur itu kita tetaskan sendiri kemudian kita menjual dalam bentuk DOC ? beberapa pertimbangan berikut mungkin bisa membantu anda keluar dari masalah ini :

1. Menjual dalam bentuk telur tidak ada resiko, artinya berapapun telur yang dihasilkan asal bentuk normal akan berubah menjadi uang dan tidak perlu menunggu dalam waktu yang lama
2. Menjual dalam bentuk DOC memang nilai jualnya jauh lebih tinggi bahkan bisa jadi 3 kali lipat dari harga telur akan tetapi resiko dari gagal menetas, kualitas DOC, dan pemasaran DOC perlu untuk mendapat perhatian terlebih waktu yang diperlukan yaitu sekitar 3 minggu

Analisa Usaha Pemeliharaan Induk Ayam Kampung
Beberapa asumsi :

1. Indukan yang dipelihara terdiri dari 100 ekor induk betina dengan 13 induk pejantan
2. Biaya pembuatan kandang diabaikan karena bahan kandang cukup tersedia dan murah
3. Tenaga kerja juga di abaikan karena sifat usaha ini adalah sampingan bukan usaha pokok

Biaya/modal usaha:

1. Harga indukan betina Rp 35.000/ekor dan induk pejantan Rp 50.000/ekor, sehingga diperlukan modal untuk induk yaitu : Rp 35.000 x 100 ekor = Rp 3.500.000 dan induk jantan Rp 50.000 x 13 ekor = Rp 650.000. Total Rp 4.150.000
2. Biaya pakan Rp 300/ekor/hari sehingga Rp 300 x 113 ekor x 365 hari = Rp 12.373.500
3. Vaksinasi dan obat-obatan Rp 200/ekor sehingga total untuk semua Rp 200 x 113 ekor = Rp 22.600
4. Tenaga kerja dan biaya pembuatan kandang diabaikan
5. Total modal usaha Rp 16.546.100

Pendapatan usaha :

1. Harga telur Rp 1.200/butir dan jumlah produksi telur 120 butir/ekor/tahun sehingga dalam satu tahun didapatkan hasil dari penjualan telur Rp 1.200 x 100 ekor x 120 butir = Rp 14.400.000
2. Harga ayam babon Rp 40.000/ekor dan jago Rp 75.000/ekor sehingga didapatkan hasil dari penjualan indukan betina Rp 40.000 x 100 ekor = Rp 4.000.000 dan indukan jantan Rp 75.000 x 13 ekor = Rp 975.000 total menjadi = Rp 4.975.000
3. Penjualan kotoran diperkirakan dalam satu tahun Rp 100.000
4. Total pendapatan usaha Rp 19.475.000

Laba Usaha :
Di dapatkan dari pendapatan usaha dikurangi biaya usaha = Rp 19.475.000 – Rp 16.676.100 = Rp 2.928.900/tahun

Analisa Kelayakan Usaha
Return Cost Ratio (R/C)

Total penerimaan Rp 19.475.000
R/C = ———————– = ——————— = 1,177
Total biaya Rp 16.546.100

Dengan nilai R/C 1,17 berarti usaha ini dinilai layak untuk diusahakan. Setiap penambahan biaya Rp 1,- akan memperoleh penerimaan Rp 1,18,-

Pendapatan akan masih bisa bertambah apabila kita bisa menekan biaya pakan dan efisiensi pejantan dengan Inseminasi Buatan (IB). Semoga bermanfaat

Rabu, 19 Mei 2010

Memulai Peternakan Ayam Mampu kah saya beternak?

Untuk memulai bicara mengenai peternakan ayam, Beternak adalah memelihara hewan peliharaan yang bisa menopang hidup kita sehari2, mau kecil-kecilan ataupun yang besar. karena Kita memelihara Makhluk hidup alias bukan benda mati, disini perlu Extra perhatian...

yang ada dalam pikiran kita yang pertama adalah bagaimana ayam bisa hidup di pelihara?? bagaimana jika ayam sakit? dari mana saya dapat modal? terus kalau rugi siapa yang harus di pertanyakan? kalau ini..kalau itu... dan kalau-kalau yang lainnya...!!!!

Kadang ada berbagai rintangan yang menurut saya rintangan psikologi (tidak percaya diri) karena ocehan tetangga sebelah atau orang lain, seperti..
Awas jangan terjun kedunia peternakan karena berbahaya, bagaimana kalau ayam mati... duit entar hangus dan habissss????

Argghhhhhh...!!! semua di dalam hidup ada pengorbanan dan jalan-nya masing masing, ada rugi dan untung, sukses dan gagal, bagaimana orang yang mengendalikannya.
jika jika kita ingin terjun ke dunia Khusus ternak, ataupun yang lainnya... yang pastinya kita harus faham akan seluk beluk dan liku-liku tatacara dalam Hal ternak, dengan mengetahui dan dengan dorongan rasa ingin mendalami pengetahuan yang nantinya akan di buat modal usaha, Modal keuangan saya rasa gampang, tapi yang paling sulit adalah... modal diri, modal kesiapan, modal pemahaman, modal skill dan segi management yang lainnya.. dan yang paling penting, anda jika sudah memulai dengan satu cycle, di sana anda akan banyak mendapatkan pengalaman dengan mempelajari sambil berjalan.
anda pasti bisa memulainya, jika anda mempunyai kepercayaan diri

Demikian pembicaraan saya ketika di hari minggu pagi, sambil minum segelas kopi di warung kopi tentunya.ketika sebuah perusahaan ayam kecil-kecilan ingin bergabung dan ingin membeli anak ayam dari perusahaan yang saya kendalikan sekarang....

Nah untuk anda yang mengalami pertanyaan seperti di atas, alangkah baiknya tanamkan kepercayaan diri anda untuk memulainya. dan mulailah dengan modal seadanya, jangan terlalu muluk2 dulu, belajar sambil berjalan.

dan ada pertanyaan lain susulan di antaranya:

Kenapa ayam bisa sakit?
saya menjawab dengan rasa ingin memberi tahu apa yang saya ketahui, dan saya yakin memberikan jawaban yang tepat adalah modal utama dalam menjalin hubungan (bisnis).

Penyakit berlaku apabila terdapat gangguan-gangguan system organ badan ayam, sehingga yang menyebabkan organ ayam tersebut tidak boleh berfungsi dengan sempurna.


Penyakit biasanya berakibat dari berbagai macam faktor faktor yang membuat ayam tersebut sakit, seperti:

1. Ketahanan ayam atau yang biasa di sebut antibody ayam terhadap penyakit di sekitarnya akan menurun, di sebabkan oleh faktor2 yang tidak langsung menyebabkan ayam sakit, misalnya dari amonia yang di hasilkan oleh sekam yang tidak bagus (atau basah), Tempat minum kurang bersih dan akan menimbulkan tumbuhnya bakteri, dan jika bakteri tidak di bersihkan dari tempat minum, maka bakteri akan secara bebas berkembang biak di dalam kandang, yang akhirnya akan menimbukan penyakit terhadap ayam anda.
2. dan setelah ayam terkena oleh penyakit, maka faktor2 langsung akan segera terjadi, dari penyebarannya , misalkan dari ayam ke-ayam, atau dari Vektor penyebar (vektor adalah benda yang lain, yang berpungsi sebagai perantara secara langsung) seperti, burung, lalat, orang yang mengurus, kendaraan yang bolak balik tanpa disinfeksi terlebih dahulu, dan lain-lain.


Apa kerugian selanjutnya yang akan di alami jika ayam sakit?

* anda akan kehilangan modal utama, yaitu modal ayam, ayam akan mati dan berkurang sehingga akan mengurangi nilai populasi di dalam kandang.
* Pembuangan ayam atau afkir ayam akan berlaku setiap harinya jika ayam sakit tidak segera di obati, apabila di obati, maka pilihlah obat yang mempunyai keberkesanan yang di atas rata2.
* biaya pengobatan yang akan terasa tinggi.
* Jika terlalu sering sakit, ayam akan mengalami pembesaran yang lambat.
* Produksi daging akan rendah, karena ayam tidak bisa besar dengan maximal.
* Biaya pengeluaran akan meningkat.
* Yang paling bahaya adalah "JIKA" Anda akan mengalami semangat berjuang, dan kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri.


Maka dari itu, persiapkan kesiapan diri dalam hal hal yang mengenai Ternak, dan mengenal Sedikit atau banyak tentang peternakan,segala sesuatu butuh dasar2 yang kita butuhkan untuk membantu modal dari dalam diri (ilmu) kita nantinya kelak.

Akhirnya costumer menandatangani perjanjian bahwa bulan january nanti dia membeli ayam sebanyak 1500 ekor untuk memulai peternakan secara kecil2an.. selamat berhasil sobat.



Gak ada yang tidak bisa di lakukan, jika kita mempunyai keinginan dan pastinya dengan semangat dan tidak mempunyai rasa putus asa... terus berjuang dan jayakan peternakan kita.

berternak ayam kampung dan bangkok

Mencoba Berternak Ayam Bangkok

Kenapa harus ayam bangkok karena peluang bisnisnya sangat tinggi disamping harganya stabil dan banyak diburu orang

Menurut saya, berternak apapun (tidak hanya ayadu) jika dilakoni secara telaten, terarah & professional akan berpeluang besar untuk meraup keuntungan. Memang, ada sebagian peternak yang merasa tidak mendapat keuntungan yang berarti dari beternak ayam adu (mungkin ini karena belum rejekinya). Tapi banyak pula rekan2 yang meraup keuntungan yang tidak sedikit dari beternak ayam adu (nah kalo yang ini mungkin sudah hokinya/rejekinya kali ya? Very Happy ).
Di tempat saya ada kawan yang benar2 menjadikan bisnis ini menjadi profesinya, bahkan ditempat Ayam adu yang sudah menang bertarung sampai 3-4 kali harganya melambung tinggi banget per ekor Rp 500.000,00-Rp 1000.000,00 Menurut saya sih kalo peluang ternak cukup terbuka lebar apalagi kalo kualitas ternakannya bagus2 dipastikan cepat ngetop dan booking pasti dtg.Cuma kendalanya kan sarana penyalurannya yg dianggap bertentangan dgn hukum tidak seperti cthnya di thailand sering diadakan kejuaraan legal aduan ayam bangkok selain bisa buat pemasukan bagi pemerintah selain itu para pemain juga dpt menyalurkan hobinya.Dlm aduan tsb ayam juga ada tanda pengenal ( mirip pasport ) bagi para ayam aduannya dan pemiliknya harus juga memiliki KTA baru dpt mengikuti kejuaraan tsb