Rabu, 01 Desember 2010

Jika Kelinci Gak Mau menyusui Anaknya

emang paling membahagiakan sekaligus repot juga kalo kelinci kesayangan kita akhirnya beranak juga. Bayi kelinci yang baru lahir biasanya gak punya bulu sehingga induknya harus mencabuti bulu-bulunya untuk selimut anak-anaknya.

usia-2-jam_small

Tapi ada beberapa kejadian induk kelinci yang gak mau mencabuti bulunya sendiri pra melahirkan, bisanya induk yang kaya gini sekaligus gak mau nyusuin anaknya juga. tuh repot gak lo… Kalo dibiarin lama2 bayi kelinci ini bisa mati karena belum bisa makan apapun, selain itu juga lum ada susu yang bisa jadiin substitusi susu induk kelinci. Sedih kan…

menurut pengalaman n pengamatan aku (maaf kalo salah), hal ini bisa terjadi karena saat hamil, ibu kelinci dipindah-pindah tempatnya, atau ibu kelinci terlalu stres dilingkungan tempat dia tinggal. Sehingga mungkin dia merasa tidak siap untuk melahirkan, jadi tidak mau mancabuti bulunya. Alasan yang kedua adalah induk kelinci yang belum siap untuk kawin namun dipaksa untuk kawin. jadi gini pren… pernah pengalaman aku melihara kelinci yang dari segi fisik n umurnya udah pas banget buat dikawinin, eh tapi ternyata waktu dimasukin pejantan di kandangnya dia berontak ketakutan sampe triak2(lebai banget emang kelinciku) terjadilah perkawinan yang si betina sendiri sebenernya belum menghendaki walaupun sebenarnya sudah siap. eh, waktu anaknya lahir, tu induk gak nyabutin bulu2 n gak mau nyusuin anaknya sama sekali

Tips bila masalah ini terjadi ma kelinci temen2 semuanya adalah

1. Saat dia gak mau nyabutin bulu2nya, usahakan kita siapkan jerami di tempat dia mau melahirkan. jadi anak kelinci tetep hangat…

2. Waktu dia gak mau nyusuin, kita bimbing dia untuk mendekat menuju kotak tempat bayi2nya. Usahakan hati2 agar bayi kelinci tidak terinjak. habis itu deketin anak2nya ke puting induknya. ntar dia bisa nyari sendiri kok. terus kita elus2 kepala dan tubuhnya penuh prasaan, ceile. Biasanya kelinci paling suka dielus2, jadi akan diem di tempat. Lakukan ini samapi ia mau menyusui anak2nya. kuncinya adalah : dielus. Lakukan ini 4 jam sekali sampai akhirnya ibu kelinci bisa ‘sadar’ untuk menyusui anak2nya lagi.

Selasa, 30 November 2010

Jurus 19 sembilan belas melihara kelinci

Sebelum kita usaha ternak kelinci, barangkali uraian ini bermanfaat bagi yang mau beternak kelinci, beternak kelinci memang ada kendala dan beternak kelinci harusn dijadikan pendapatan keluarga. Ada beberapa jurus yang perlu kita pahami. Sebelum melakukan tindakan beternak, maka niat dan doa sangat diharuskan.

Jurus 19 sembilan belas yang perlu kita lakukan :

  • Beternak kelinci harus mendapat dukungan dan restu dari keluarga.

Yang dimaksud dengan keluarga adalah orang yang serumah, satu lingkungan yang dekat dengan kandang , karena keluarga ini sangat mempengaruhi kehidupan, kenyamanan ternak kelinci

  • Memelihara kelinci unggul untuk memperlancar usaha ternak kelinci

Ini akan berpengaruh pada keturunan, ketahanan terhadap penyakit, ketahanan terhadap perubahan cuaca. Sehingga sangat penting dalam pemilihan bibit, usahakan mendatangkan kelinci dari penangkar kelinci.

  • Ciptakan kasih sayang pada binatang ternak.

Dengan kasih sayang, ternak kelinci merasa aman dan merasa terjaga dalam hal dari ancaman luar, sehingga aktivitas kelinci lebih merasa bebas dari ganguan

  • Catatlah setiap kejadian pada ternak kelinci.

Catatan ini meliputi, silsilah, riwayat kesehatan, obat yang diberikan, cara pengobatannya, injeksi atau oral, dan lainnya

  • Kesehatan ternak kelinci lebih pentng dari pada uang dari hasilternak kelinci.

Maksudnya adalah, kita jangan memburu kelinci demi uang, misalnya brindil baru umur satu bulan induk pingin dikawinkan lagi biar cepat bunting, tetapi mengabaikan kesehatan ternak indukan ( pada peranakannya)

  • Kandang dibuat senyaman mungkn buat tenak kelinci.

Kandang tidak harus yang bahan mahal, tetapi dapat bebasnya kelinci untuk bergerak, terutama untuk kelinci indukan, butuh kandang yang lebih luas, kita jangan memasung kelinci di kandang.

  • Mengawinkan kelinci setalah kematangan fisik, bukan dewasa kelamin

Kawinkan kelinci setelah betul betul kelinci secara fisik sudah siap kawin (untuk jenis flams umur 8 bulan) bila perkawinan dilakukan aena sudah dewasa kelamin ( umur 5 bulan) walau sudah minta kawin tapi jangan dikawinkan, karena secara fisik belum siap, dan akan mengakibatkan banyak brindil yang mati.

  • Memperbanyak kelinci dengan melihat ternak dan kemampuan ternak.

Ini sangat penting, saat ternak menghadapi perubahan cuaca, disarankan untuk tidak mengadakan perkawinan agar kelinci bisa istirahat dan tangguh dalam menghdapi cuaca

  • Jangan mengawinkanternak kelici sedarah (sebapak, seibu, se kakek/nenek).

Ini untuk menjaga keunggulan kelinci, ini fungsinya kelompok, bisa untuk tukar menukar pejantan.

  • Mencatat jam, tangdal dan bulan dalam mengadakan perkawinan.

ini berfungsi untuk mempersiapkan kapan beranak dan jenis genitiknya yang akan diturunkan, dan bila memungkinkan, pada jam yang sama mengawinkan betina diatas empat ekor (ingat, satu jantan hanya boleh ngawini satu indukan) hal ini untuk mempermudah dalam penyusuan, misalnya induk ada yang beranak sepuluh, tapi ada yang beranak enam, nanti uang beranak enam ditambah brindil dari yang beranak sepuluh.

  • Mempersiapkan kandang untuk berkembang biak.

Mempersiapkan kandang untuk berkembang biak bukan kotak untuk anak, tetapi kandang yang memang digunakan untuk indukan guna beranak, melatih brindil berjalan dan untuk induk juga bisa leluasa.

  • Memberikan sesuai dengan porsinya atau kebutuhannya.

Artinya brindil, kelinci muda, kelinci indukan dan pejantan berbeda beda kebutuhannya, misalnya untuk kelinci indukan membutuhkan banyak pospor dan kalsium dan disaat kebuntingan tua banyak membutuhkan hijauan segar

  • Memanfaatkan air kencing dan kotorannya yang lebih bermanfaat,

Biasanya digunakan untuk pertanian, kerajinan dan lainnya

  • Ternak kelinci merupakan bagian hidup dalam keluarga.

Bahwa dengan ternak kelinci, sebenarnya tambahan anggota keluarga yang berujud ternak, sehingga ternak lapar sama saja anggota keluarga kita lapar, termasuk sakit.

  • Bertukan pengalaman sesama anggota ternak kelinci.

tujuan dari ini adalah agar pengalaman dari berbagai peternak dapat dikembangkan dan diambil manfaatnya, sehingga bila terjadi di pe, kita sudah punya ilmunya yang dari pengalaman peternak lain.

  • .Kelinci menjadi manfaat di lingkungan keluarga kita.

Dengan kehadiran kelinci, tentu tujuannya ada manfaatnya, mendatangkan penghasilan, sebagai peningkatan status sosial, sebagai kesenangan (hobies)

  • Mengusahakan ternak kelinci yang dapat dijual karena tambahan nilai

Terutama beternak yang tujuannya untuk pendapatan keluarga

  • Tukar pengalaman dan peningkatan ilmu tentang ternak kelinci

Untuk mengurangi kejunuhan dan menambah motivasi baru dalam beternak.

  • Ikut dalam paguyuban yang bertujuan dan visi serta misi yang jelas untuk memperlancar usaha ternak

Sumber : http://prestasikelinci.wordpress.com


Kamis, 26 Agustus 2010

MEMBANGUN EKONOMI KELUARGA LEWAT TERNAK KELINCI

Krisis ekonomi yang terus mendera negeri ini benar-benar mencekik kehidupan. Sektor jasa sangat labil. Pabrik banyak yang tutup. Bagi mereka yang masih bekerja sebagai karyawan kecemasan melanda. Cepat atau lambat bisa jadi nasib mereka diputuskan sepihak oleh perusahaan. Pemecatan benar-benar menakutkan. Sementara mereka yang menganggur atau bekerja dengan penghasilan minim dirundung ketidakberdayaan modal untuk membuka usaha baru.
Letak kesulitannya karena masing-masing orang berpikir usaha yang menarik perhatian hanya terletak pada sektor jasa atau dagang di kota. Sementara sektor riil seperti pertanian, perikanan dan peternakan seringkali tidak pernah dibayangkan. Menjadi petani atau peternak bagi orang Indonesia bukanlah idaman. Seolah-olah usaha di sektor riil seperti itu tiada hasil yang menjanjikan. Padahal?
Kombinasi antara modal kecil, jenis pakan yang mudah dan perkembangbiakannya yang cepat, menjadikan budidaya kelinci masih sangat relevan dan cocok sebagai alternatif usaha bagi petani miskin yang tidak memiliki lahan luas dan tidak mampu memelihara ternak besar. Di negara sedang berkembang, kelinci dapat diberi pakan hijauan yang dikombinasikan dengan limbah pertanian dan limbah hasil industri pertanian (Sitorus et al., 1982 dan Diwyanto et al., 1985). Limbah industri pertanian seperti ampas tahu dan bekatul dapat digunakan sebagai pakan konsentrat untuk kelinci dan banyak terdapat di lingkungan masyarakat Indonesia.
Kelinci adalah hewan ternak yang memiliki kemampuan besar dalam beranak. Setiap induk kelinci mampu melahirkan rata-rata 6-8 ekor, bahkan ada yang mampu melahirkan 10-12 ekor. Masa puber kelinci dimulai dari umur tiga bulan ke atas, namun induk kelinci baru menghasilkan sel telur yang baik untuk peranakan pada usia 5,5 bulan ke atas, sedangkan pejantan biasanya sudah mampu membuahi pada usia 4,5 bulan. Masa kehamilan induk kelinci adalah 7-30 hari sejak dikawinkan. Induk kelinci umumnya melahirkan pada usia kandungan 29 dan 30 hari. Induk kelinci dapat dikawinkan sebanyak 4-6 kali dalam setahun. Induk kelinci sejak berusia 6 bulan dapat dikawinkan sampai 20 kali sehingga umur ekonomis induk kelinci adalah 5 tahun. Cara mengawinkan yang baik pada pagi hari pukul 06.00 – 08.00. atau malam hari pukul 19.00 – 21.00. dengan memasukkan induk kelinci ke kandang pejantan.
Kotoran padat (feaces) kelinci yang normal berwarna hitam, karena kandungan natriumnya yang baik, kotoran kelinci memiliki kualitas yang lebih baik sebagai pupuk tanaman.

Selasa, 06 Juli 2010

kelinci



Beternak kelinci

Gambaran singkatnya: modal kecil, pemeliharaan mudah, tidak membutuhkan lahan yang luas bahkan pakan pun tidak terlalu sulit dan mahal, sebab bisa memanfaatkan pakan hijauan dan limbah pertanian/pangan yang ada di sekitar lingkungan peternak.

Nah, selain cepat berkembang biak, harga jualnya pun bagus bahkan tidak sulit untuk menjualnya. Artinya, beternak kelinci sangat cocok untuk ternak keluarga, entah itu petani di desa maupun keluarga di perkotaan.

Dengan cuma memiliki 1 pasang kelinci misalnya, dengan kondisi lingkungan yang pas, kelinci mampu melahirkan 10-11 kali/tahun dengan rata-rata 6-7 anak per kelahiran dan beranjak dewasa pada umur 6 bulan. Nah kalau yang kita piara lebih banyak lagi, tentu pemeliharaan lebih efisien dengan hasil yang tidak kecil.

Itu kalau kita bicara soal kelinci pedaging, lantas bagaimana dengan kelinci hias? Uh, ternyata juga menggiurkan. Contohnya: kita punya induk kelinci New Zealand umur 5 bulan seharga Rp 150.000. Dia beranak setiap bulan 6 ekor. Harga anakan umur 1 bulan Rp 15.000 x 6= Rp 90.000. Jika kita punya 10 ekor indukan produktif saja, maka setiap bulan mampu menghasilkan 6 x 10 = 60 ekor anak x 15.000 = Rp 900.000. Kalau punya banyak indukan? Ya tentu penghasilan semakin tinggi.

Hitungan lebih asyik, begitu ditulis dalam www.sinartani.com: Induk betina kelinci Impor jenis Rex harga Rp 500.000. Beranak setiap bulan sejumlah 6 ekor. Anak Rex dijual dengan harga Rp 150.000 x 6 = Rp 900.000. Ini baru satu ekor kelinci. Kalau kita memiliki 5 ekor induk rex saja berarti setiap bulan mampu menghasilkan Rp 4,5 juta.

Memang kita tidak melihat hasil uang semudah itu. Ada tiga hal yang perlu menjadi pemikiran untuk mengurangi mimpi Anda beternak uang tersebut. Pertama, biaya pakan yang tidak sering menjadi perhitungan mengakibatkan kecelakaan berantai di tengah jalan, terutama jika Anda tega memberikan pakan kelinci apa adanya di musim kemarau dan ketika Anda tak mampu membeli konsentrat.

Kedua, perhitungan angka kelahiran 6 ekor memang wajar karena kelinci bisa melahirkan 8, bahkan sampai 10 ekor. Kalaupun ada yang melahirkan 2 atau 4 ekor itu sifatnya kasuistis. Namun demikian kasus kematian beruntun juga harus diperhatikan.

Selain faktor pakan, kebersihan juga menelan biaya, kecuali jika Anda memang tidak membayar orang untuk membersihkan kandang setiap hari. Obat-obatan pada kasus penyakit menular juga sering menelan biaya banyak. Lantas di mana peluang empuknya? Ikuti saja tulisan berikutnya mengenai beternak kelinci. (BisnisHobi.Com/dari berbagai sumber).

Beternak ayam kampung


Perbandingan:

Dibanding ayam arab, produktivitas ayam kampung memang kalah jauh (ayam arab 70%, kampung 40%).

Namun ayam kampung mempunyai kelebihan karena tidak mengenal penyusutan investasi. Misal, harga modal Rp 18.000/ ekor (usia produktif), maka jika sudah tidak produktif (usia di atas 2 tahun), nilai jualnya masih tinggi, mengikuti harga standar ayam kampung indukan.

Untuk ayam arab, jika sudah tidak produktif (usia di atas 2 tahun), hanya dihargai 30% dari harga beli, atau sekitar Rp 12.500/ekor.


Tata laksana pemeliharaan ayam kampung:


I. Makanan: Per hari untuk 200 ekor (pemeliharaan efektif)

1. Katul 16 kg (150 ons = per ayam 0,75 ons) = Rp 16.000.

2. Sayuran + cacahan bekicot/wedhel ikan/ikan buangan (plus obat/vitamin) = Rp 7.500 (bisa dicarikan alternatif pakan lainnya).

——————–Jumlah biaya per hari Rp 23.500


II. Hasil: Produktivitas 40%, maka per hari hasilkan = 80 butir. Harga jual per butir Rp 550 (harga jual di bakul; kalau dipasarkan sendiri ke konsumen langsung bisa mencapai Rp 650/butir)

——————- Jumlah hasil total per hari = 80 x Rp 550 = Rp 44.000

Hasil per hari = Rp 44.000 – Rp 23.500 = Rp 20.500


Kandang:

Untuk ayam 200 ekor diperlukan 4 blok kandang yang dibuat los. Masing-masing blok berukuran 2,5 x 4 m terdiri dari ruang semi-tertutup (bisa ditutup rapat bagian depan dengan plastik goni/kain dsb).

Ruang semi-tertutup ini diperlukan untuk tempat bertelor dan tidur ayam.

Di samping itu diperlukan arena umbaran dengan luas 10 x 8 m (80 m2). Luas 80m2 itu meliputi juga kandang semi tertutup yang ada di dalam lingkar arena umbaran.

Pada kandang semi tertutup digunakan lantai tanah dengan ditebari kapur (untuk pemanas ruang dan membunuh bakteri/jamur, dan mencegah bubul).

Di dalam kandang tersebut, dipasang bambu seperti tangga besar, tempat ayam tidur dengan cara nangkring. Pada salah satu sisinya, dipasangi kotak panjang besar yang di dalamnya diberi sekam, tempat ayam bertelor.

Untuk keamanan: Batas arena umbaran dan lingkungan luar dibuat pagar permanen dari pasangan batako setinggi 3,5 m. Kemudian diberi pintu yang bisa dikunci rapat.

Dampak lingkungan:

Kotoran ayam kampung relatif tidak berbau, apalagi di dalam kandang ditebari kapur yang membuat kotoran ayam relatif cepat kering.

Suara ayam relatif tidak berisik.

Senin, 05 Juli 2010

Tiga Faktor bertenak

Kalau sudah begitu, kenapa orang lantas tidak berbondong-bondong beternak ayam?

Tentu ada pasti ada faktor di baliknya. Pertama, masyarakat kita sudah jauh dari “ideologi” beternak maupun bertani. Kebanyakan orang sudah bosan menyandang predikat tani. Peternak, termasuk petani itu identik dengan keterbekalangan. Ini berbeda dengan asumsi masyarakat negara maju di mana predikat petani sejajar dengan predikat usahawan di bidang teknologi, atau pengusaha modern lainnya.

Kalau di negara maju rata-rata anak-anak muda yang berlatar belakang keluarga petani dan memperoleh pendidikan pertanian/peternakan berusaha maksimal tetap mengembangkan dunia pertanian/peternakan, lain dengan kaum muda Indonesia. Bahkan sarjana pertanian pun enggan bertani. Mereka lebih memilih menjadi kuli-kuli dengan menyerahkan secarik kertas label sarjananya.

Kedua, tidak memiliki lahan dan sarana pendukung, seperti pasokan rumput, pengelolaan pakan dan lain sebagainya. Masalah konvensional yang akan selalu terjadi di belahan dunia manapun ini sering dijadikan alasan. Nusantara dengan dua pergantian dua musim serta sumberdaya alam yang sangat mendukung masih dianggap problem. Kita lupa bahwa di negara-negara lain kondisi alamnya kalah jauh dengan Indonesia justru dijadikan tantangan untuk meraih sukses.

Ketiga, ketidaksukaan pada hewan peliharaan.

Masalah pertama adalah faktor budaya. Ini adalah masalah mentalitas bangsa secara umum di mana kalangan muda kita lebih dengan gaji pragmatis ketimbang menjadi entrepreneur, terutama di bidang peternakan atau pertanian. Alih-alih mengejar potensi ternak, mengejar potensi dirinya saja tidak mampu. Mereka lebih suka menghargai dirinya sekedar sebagai kuli ketimbang jadi wirausaha mandiri. Masalah ini agak sulit dipecahkan karena sudah menjadi masalah mental.

Faktor kedua sebenarnya bisa dipecahkan. Kita tahu setiap usaha selalu ada halangannya,-baik lingkungan, sarana, modal maupun ilmu pengetahuan. Di sini, selama ada niat dan tekad untuk mewujudkan usaha dipastikan akan mendapat jalan keluar.

Sedangkan masalah ketiga adalah masalah selera yang bisa dimaklumi. Dunia usaha tidak sekedar ditentukan oleh modal atau keinginan, melainkan sangat erat ditentukan oleh hobi. Bahkan, hobi itu sendiri yang paling banyak menentukan kesuksesan orang untuk menjadi pengusaha sukses.

Karena itu, jika di antara kita sudah memiliki jiwa peternak sekaligus wirausahawan, berniat sungguh-sungguh dan mencintai hewan ternak, maka modal dasar inilah yang akan mengantarkan pada kesuksesan.

Soal modal uang, pemasaran, sarana pendukung, relasi dan ilmu pengetahuan bisa didapatkan sambil menjalankan usaha. Beternak ayam kampug butuh jiwa kewirausahaan karena tidak sekadar mengelola ternak, melainkan harus mahir memimpin gerbong peternakan yang mana di dalamnya terdapat komponen-komponen di luar urusan ternak.

Masalah pakan misalnya, membutuhkan pemahaman yang mendalam dari seorang peternak. Karena itu seorang peternak disyaratkan harus banyak memahami ilmu nutrisi hewan. Demikian juga dengan masalah kesehatan hewan. Seorang peternak yang baik juga dituntut mengenal kesehatan hewan beserta obatan-obatannya.

Pengolahan kotoran untuk pemanfatan pupuk juga menjadi bagian terpenting dari seorang peternak agar semua potensi yang ada pada ayam peliharaan bisa dimanfaatkan secara maksimal. Tak kalah pentingnya adalah kemampuan peternak dalam hal manajemen keuangan, manajemen pengelolaan karyawan, manajemen pemasaran dan lain sebagainya.

Bukan hewan peliharaannya masalahnya

Mungkin prasyarat-prasyarat di atas sudah dipahami oleh banyak orang. Tetapi kenapa akhir-akhir ini banyak peternak yang hanya bertahan satu dua tahun memelihara hewan peliharaanya?

Setelah penulis mengenali lebih dalam berbagai kegagalan peternak, ternyata letaknya bukan pada masalah hewan itu sendiri, melainkan masalah pribadi seseorang. Mayoritas mereka yang tidak bisa melanjutkan beternak ayam karena mereka tidak mampu menyelesaikan masalah pribadinya.

Satu contoh adalah pekerjaan kantoran. Kebanyakan para karyawan di kota hendak memainkan strategi ganda dengan tetap bekerja di kantor untuk mendapat gaji, sekaligus mendapatkan uang sambilan dari ternak ayam kampung. Tapi apa boleh buat, fakta membuktikan kegagalan sebagai ending dari proses yang tak serius ini. Pada mulanya mungkin merawat ayam sangat menyenangkan, tetapi ketika ada masalah-masalah muncul di tengah jalan kita tak mampu mengatasinya.

Masalah kebersihan misalnya, menjelma sebagai kegiatan yang membosankan karena seolah-olah setiap pagi merasa diperbudak oleh kelinci piaraannya. Belum lagi urusan stok rumput, pelet dan urusan lain seperti saat keluar kota sehingga tak mampu mengurus ayamnya karena keluarga di rumah juga tidak bisa diandalkan.

Bagaimana kalau model investasi diterapkan?

Investasi dalam hal ternak yang kita kenal istilah gaduh (bagi hasil) bisa jadi solusi. Tetapi kita harus tahu benar siapa yang menjalankan usaha ini. Kita tahu investasi asal-asalan pada ternak kambing, domba atau sapi sering mengalami kegagalan. Penyebabnya bisa digeneralisasi karena ketidakberesan peternak itu sendiri.

Sebagian kecil sukses dan berjalan lancar, sementara sebagian besar mengalami kegagalan. Tentu akan lebih rumit investasi pada ternak kelinci. Investor yang baik harus mengetahui sejauh mana kemampuan, keseriusan dan kejujuran sang peternak.

Fokus sebagai prinsip

Memelihara ayam kampung sebagai hasil sampingan adalah cara kerja bermain api. Tak serius dan tak menawan dijadikan pelajaran. Jangankan karyawan yang tinggal di kota, usaha sambilan ternak ayam kampung para petani di desa pun sering mengalami kegagalan.

Para petani yang sukses beternak ayam justru adalah mereka yang beternak secara serius dan tidak menempatkan usaha ternaknya sebagai sampingan. Beternak ayam kampung adalah kegiatan integral pertanian di mana pertanian menghasilkan pakan ternak, sedangkan kotoran ternak menghasilkan tanaman berkualitas.

Di sini, agaknya hukum besi sedang berlaku dengan mengacu pada sebuah pertanyaan, “apakah kau mau jadi karyawan atau jadi peternak? “

Penulis jadi ingat ungkapan Mario Teguh, seorang motivator yang sedang banyak digandrungi orang-orang kota. Ia mengungkapkan, “dia yang mengejar dua ekor kelinci akan kehilangan dua kelinci. Itulah sebabnya, dalam berkarir, dalam bekerja, dalam mengejar suatu tujuan hidup selalu menempellah seperti perangko.”

Kalau hendak diperjelas maka pesan ini barangkali tepat dipraktekkan; kalau mau jadi karyawan, nikmatilah pekerjaan dan perolehan gaji apa adanya. Kalau mau jadi peternak, tinggalkan kerjaan dan fokus menikmati manis-pahitnya berwirausaha.

Jumat, 28 Mei 2010

ternak ayam kampung dan penetasan telur

Peluang Usaha Ayam kampung penghasil telur tetas di pengaruhi oleh tingginya permintaan DOC ( Day Old Chick ) , dan kurangnya penyedia telur ayam kampung untuk ditetaskan . Oleh sebabitu harga DOC ayam kampung relatif stabil . Melirik kembali usaha pemeliharaan induk ayam kampung sebagai penghasil telur tetas menurut kami tidak ada salahnya dan belum terlambat. Usaha ini mengingatkan kami sewaktu duduk di kelas 1 SLTP di mana kami sudah memulai untuk melakukan pemeliharaan indukan ayam kampung (kampung asli dan bangkok) dan hasilnya sungguh luar biasa untuk seorang anak yang baru berumur 13 tahunan.

Tak salah kalau ada pepatah di dunia peternakan 7 butir telur sama dengan 1 ekor ayam, 7 ekor ayam sama dengan 1 ekor kambing, 7 ekor kambing = 1 ekor sapi dan 7 ekor sapi bisa naik haji. Slogan yang sederhana akan tetapi kalau kita mau merenungkannya akan dapat memberi motivasi kepada kita akan usaha ternak ini.

Hal yang sama juga diakui oleh para pengepul telur tetas, di mana mereka masih sulit untuk menambah jumlah barang dagangan mereka disebabkan tidak ada nya penambahan jumlah produksi dan malah cenderung turun dari waktu ke waktu. Hal ini tidak lain dikarenakan tidak adanya manajemen pemeliharaan dari para peternak di mana mereka kurang memikirkan ternak pengganti (replacement stock) sehingga kadang jumlah ayam kampung pada suatu saat akan mengalami penurunan karena terjadi penurunan jumlah populasi dikarenakan pemotongan di saat-saat tertentu seperti hari raya iedul fitri, tahun baru masehi, imlek, maulud nabi dan lainnya.

Pengadaan Bibit
Jenis ayam kampung yang bisa diusahakan sebagai penghasil telur adalah ayam kampung asli (ayam sayur, ayam buras, ayam berkeliaran dan sebutan lainnya), ayam nunukan, ayam kedu putih, ayam kedu hitam, ayam pelung dan jenis lainnya. Dari jenis tersebut produksi telur tertinggi (per tahun) secara berurutan adalah ayam kedu hitam, kedu putih, dan nunukan, pelung dan sayur.

Untuk memulai usaha ini bisa dimulai dengan membeli DOC dan melakukan seleksi sampai dengan ayam mulai bertelur, bisa juga dengan membeli ayam dara (sekitar umur 20 minggu), dan bisa juga membeli ayam yang sudah berproduksi (sekitar 7 bulan). Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan karenanya sebelum memulai usaha disarankan untuk menimbang-nimbang dan memperbanyak informasi sebelum memutuskan pilihan usaha.

Pemberian Pakan
Pakan untuk ayam kampung tidaklah sesulit kalau kita memelihara ayam broiler, layer, itik/bebek atau juga puyuh. Namun untuk mencapai produksi yang maksimal maka kita juga harus memperhatikan dan menjaga pakan pakan yang diberikan. Pakan untuk ayam kampung yang sudah berproduksi setidaknya mengandung protein 15% dan energi metabolis antara 2.800 – 2.900 kkal/kg. Dengan menggunakan komposisi campuran konsentrat ayam layer dengan dedak halus dengan perbandingan 1:4 sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam kampung yang sedang berproduksi. Sangat dianjurkan dalam pemeliharaan induk untuk memberikan hijauan yang dicacah/cincang kecil-kecil seperti tauge/kecambah, kangkung, bayam, selada air dan rumput-rumputan sebagai sumber vitamin dan mineral. Pemberian hijauan yang dianjurkan 0,75-1,5 kg/100 ekor.

Manajemen Pemeliharaan
Pemeliharaan ayam kampung dewasa tidaklah sesulit memelihara ayam yang masih kecil. Mudahnya, cukup kita berikan pakan dan melakukan kontrol penyakit insyaallah ayam kampung sudah mampu berproduksi meskipun tidak menunjukkan produksi optimalnya. Pilihan dalam melakukan pemeliharaan bisa dengan ekstensif, semi intensif dan intensif. Kami tidak menganjurkan anda untuk melakukan pemeliharaan secara ekstensif karena sama artinya kita tidak mengubah cara beternak kita yang itu merupakan cara beternak dari zaman dulu. Maka tidak ada pilihan lain untuk yang benar-benar ingin sukses dalam beternak yaitu memilih sistem pemeliharaan secara semi intensif atau intensif dan semua kembali kepada kondisi masing-masing peternak. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh BPPT pada tahun 1993, pemeliharaan ayam kampung secara intensif memberikan keuntungan terbesar bagi peternak, namun apabila dilihat dari perbandingan keuntungan dan biaya usaha maka sistem pemeliharaan semi intensif menunjukkan angka tertinggi.

Langkah Selanjutnya
Setelah produksi berjalan maka sekarang kita dihadapkan pada dua pilihan dalam memasarkan telur tersebut yaitu pertama apakah kita langsung menjual telur kita begitu saja atau kedua telur itu kita tetaskan sendiri kemudian kita menjual dalam bentuk DOC ? beberapa pertimbangan berikut mungkin bisa membantu anda keluar dari masalah ini :

1. Menjual dalam bentuk telur tidak ada resiko, artinya berapapun telur yang dihasilkan asal bentuk normal akan berubah menjadi uang dan tidak perlu menunggu dalam waktu yang lama
2. Menjual dalam bentuk DOC memang nilai jualnya jauh lebih tinggi bahkan bisa jadi 3 kali lipat dari harga telur akan tetapi resiko dari gagal menetas, kualitas DOC, dan pemasaran DOC perlu untuk mendapat perhatian terlebih waktu yang diperlukan yaitu sekitar 3 minggu

Analisa Usaha Pemeliharaan Induk Ayam Kampung
Beberapa asumsi :

1. Indukan yang dipelihara terdiri dari 100 ekor induk betina dengan 13 induk pejantan
2. Biaya pembuatan kandang diabaikan karena bahan kandang cukup tersedia dan murah
3. Tenaga kerja juga di abaikan karena sifat usaha ini adalah sampingan bukan usaha pokok

Biaya/modal usaha:

1. Harga indukan betina Rp 35.000/ekor dan induk pejantan Rp 50.000/ekor, sehingga diperlukan modal untuk induk yaitu : Rp 35.000 x 100 ekor = Rp 3.500.000 dan induk jantan Rp 50.000 x 13 ekor = Rp 650.000. Total Rp 4.150.000
2. Biaya pakan Rp 300/ekor/hari sehingga Rp 300 x 113 ekor x 365 hari = Rp 12.373.500
3. Vaksinasi dan obat-obatan Rp 200/ekor sehingga total untuk semua Rp 200 x 113 ekor = Rp 22.600
4. Tenaga kerja dan biaya pembuatan kandang diabaikan
5. Total modal usaha Rp 16.546.100

Pendapatan usaha :

1. Harga telur Rp 1.200/butir dan jumlah produksi telur 120 butir/ekor/tahun sehingga dalam satu tahun didapatkan hasil dari penjualan telur Rp 1.200 x 100 ekor x 120 butir = Rp 14.400.000
2. Harga ayam babon Rp 40.000/ekor dan jago Rp 75.000/ekor sehingga didapatkan hasil dari penjualan indukan betina Rp 40.000 x 100 ekor = Rp 4.000.000 dan indukan jantan Rp 75.000 x 13 ekor = Rp 975.000 total menjadi = Rp 4.975.000
3. Penjualan kotoran diperkirakan dalam satu tahun Rp 100.000
4. Total pendapatan usaha Rp 19.475.000

Laba Usaha :
Di dapatkan dari pendapatan usaha dikurangi biaya usaha = Rp 19.475.000 – Rp 16.676.100 = Rp 2.928.900/tahun

Analisa Kelayakan Usaha
Return Cost Ratio (R/C)

Total penerimaan Rp 19.475.000
R/C = ———————– = ——————— = 1,177
Total biaya Rp 16.546.100

Dengan nilai R/C 1,17 berarti usaha ini dinilai layak untuk diusahakan. Setiap penambahan biaya Rp 1,- akan memperoleh penerimaan Rp 1,18,-

Pendapatan akan masih bisa bertambah apabila kita bisa menekan biaya pakan dan efisiensi pejantan dengan Inseminasi Buatan (IB). Semoga bermanfaat

Rabu, 19 Mei 2010

Memulai Peternakan Ayam Mampu kah saya beternak?

Untuk memulai bicara mengenai peternakan ayam, Beternak adalah memelihara hewan peliharaan yang bisa menopang hidup kita sehari2, mau kecil-kecilan ataupun yang besar. karena Kita memelihara Makhluk hidup alias bukan benda mati, disini perlu Extra perhatian...

yang ada dalam pikiran kita yang pertama adalah bagaimana ayam bisa hidup di pelihara?? bagaimana jika ayam sakit? dari mana saya dapat modal? terus kalau rugi siapa yang harus di pertanyakan? kalau ini..kalau itu... dan kalau-kalau yang lainnya...!!!!

Kadang ada berbagai rintangan yang menurut saya rintangan psikologi (tidak percaya diri) karena ocehan tetangga sebelah atau orang lain, seperti..
Awas jangan terjun kedunia peternakan karena berbahaya, bagaimana kalau ayam mati... duit entar hangus dan habissss????

Argghhhhhh...!!! semua di dalam hidup ada pengorbanan dan jalan-nya masing masing, ada rugi dan untung, sukses dan gagal, bagaimana orang yang mengendalikannya.
jika jika kita ingin terjun ke dunia Khusus ternak, ataupun yang lainnya... yang pastinya kita harus faham akan seluk beluk dan liku-liku tatacara dalam Hal ternak, dengan mengetahui dan dengan dorongan rasa ingin mendalami pengetahuan yang nantinya akan di buat modal usaha, Modal keuangan saya rasa gampang, tapi yang paling sulit adalah... modal diri, modal kesiapan, modal pemahaman, modal skill dan segi management yang lainnya.. dan yang paling penting, anda jika sudah memulai dengan satu cycle, di sana anda akan banyak mendapatkan pengalaman dengan mempelajari sambil berjalan.
anda pasti bisa memulainya, jika anda mempunyai kepercayaan diri

Demikian pembicaraan saya ketika di hari minggu pagi, sambil minum segelas kopi di warung kopi tentunya.ketika sebuah perusahaan ayam kecil-kecilan ingin bergabung dan ingin membeli anak ayam dari perusahaan yang saya kendalikan sekarang....

Nah untuk anda yang mengalami pertanyaan seperti di atas, alangkah baiknya tanamkan kepercayaan diri anda untuk memulainya. dan mulailah dengan modal seadanya, jangan terlalu muluk2 dulu, belajar sambil berjalan.

dan ada pertanyaan lain susulan di antaranya:

Kenapa ayam bisa sakit?
saya menjawab dengan rasa ingin memberi tahu apa yang saya ketahui, dan saya yakin memberikan jawaban yang tepat adalah modal utama dalam menjalin hubungan (bisnis).

Penyakit berlaku apabila terdapat gangguan-gangguan system organ badan ayam, sehingga yang menyebabkan organ ayam tersebut tidak boleh berfungsi dengan sempurna.


Penyakit biasanya berakibat dari berbagai macam faktor faktor yang membuat ayam tersebut sakit, seperti:

1. Ketahanan ayam atau yang biasa di sebut antibody ayam terhadap penyakit di sekitarnya akan menurun, di sebabkan oleh faktor2 yang tidak langsung menyebabkan ayam sakit, misalnya dari amonia yang di hasilkan oleh sekam yang tidak bagus (atau basah), Tempat minum kurang bersih dan akan menimbulkan tumbuhnya bakteri, dan jika bakteri tidak di bersihkan dari tempat minum, maka bakteri akan secara bebas berkembang biak di dalam kandang, yang akhirnya akan menimbukan penyakit terhadap ayam anda.
2. dan setelah ayam terkena oleh penyakit, maka faktor2 langsung akan segera terjadi, dari penyebarannya , misalkan dari ayam ke-ayam, atau dari Vektor penyebar (vektor adalah benda yang lain, yang berpungsi sebagai perantara secara langsung) seperti, burung, lalat, orang yang mengurus, kendaraan yang bolak balik tanpa disinfeksi terlebih dahulu, dan lain-lain.


Apa kerugian selanjutnya yang akan di alami jika ayam sakit?

* anda akan kehilangan modal utama, yaitu modal ayam, ayam akan mati dan berkurang sehingga akan mengurangi nilai populasi di dalam kandang.
* Pembuangan ayam atau afkir ayam akan berlaku setiap harinya jika ayam sakit tidak segera di obati, apabila di obati, maka pilihlah obat yang mempunyai keberkesanan yang di atas rata2.
* biaya pengobatan yang akan terasa tinggi.
* Jika terlalu sering sakit, ayam akan mengalami pembesaran yang lambat.
* Produksi daging akan rendah, karena ayam tidak bisa besar dengan maximal.
* Biaya pengeluaran akan meningkat.
* Yang paling bahaya adalah "JIKA" Anda akan mengalami semangat berjuang, dan kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri.


Maka dari itu, persiapkan kesiapan diri dalam hal hal yang mengenai Ternak, dan mengenal Sedikit atau banyak tentang peternakan,segala sesuatu butuh dasar2 yang kita butuhkan untuk membantu modal dari dalam diri (ilmu) kita nantinya kelak.

Akhirnya costumer menandatangani perjanjian bahwa bulan january nanti dia membeli ayam sebanyak 1500 ekor untuk memulai peternakan secara kecil2an.. selamat berhasil sobat.



Gak ada yang tidak bisa di lakukan, jika kita mempunyai keinginan dan pastinya dengan semangat dan tidak mempunyai rasa putus asa... terus berjuang dan jayakan peternakan kita.

berternak ayam kampung dan bangkok

Mencoba Berternak Ayam Bangkok

Kenapa harus ayam bangkok karena peluang bisnisnya sangat tinggi disamping harganya stabil dan banyak diburu orang

Menurut saya, berternak apapun (tidak hanya ayadu) jika dilakoni secara telaten, terarah & professional akan berpeluang besar untuk meraup keuntungan. Memang, ada sebagian peternak yang merasa tidak mendapat keuntungan yang berarti dari beternak ayam adu (mungkin ini karena belum rejekinya). Tapi banyak pula rekan2 yang meraup keuntungan yang tidak sedikit dari beternak ayam adu (nah kalo yang ini mungkin sudah hokinya/rejekinya kali ya? Very Happy ).
Di tempat saya ada kawan yang benar2 menjadikan bisnis ini menjadi profesinya, bahkan ditempat Ayam adu yang sudah menang bertarung sampai 3-4 kali harganya melambung tinggi banget per ekor Rp 500.000,00-Rp 1000.000,00 Menurut saya sih kalo peluang ternak cukup terbuka lebar apalagi kalo kualitas ternakannya bagus2 dipastikan cepat ngetop dan booking pasti dtg.Cuma kendalanya kan sarana penyalurannya yg dianggap bertentangan dgn hukum tidak seperti cthnya di thailand sering diadakan kejuaraan legal aduan ayam bangkok selain bisa buat pemasukan bagi pemerintah selain itu para pemain juga dpt menyalurkan hobinya.Dlm aduan tsb ayam juga ada tanda pengenal ( mirip pasport ) bagi para ayam aduannya dan pemiliknya harus juga memiliki KTA baru dpt mengikuti kejuaraan tsb